BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan
pribadi manusia menurut psikologi berlangsung sejak terjadinya konsepsi sampai
mati, yaitu sejak terjadinya sel bapak-ibu (konsepsi) sampai mati individu
senantiasa mengalami perubahan-perubahan atau perkembangan.
Para pakar
pendidikan pada umumnya berpandangan bahwa pendidikan hendaknya berorientasi
dan demi perkembangan anak didik, dalam rangka mempelihara dan meningkatkan
martabat manusia dan budayanya, demi memuliakan Tuhan. Perkembangan anak didik
merupakan sarana utama pelayanan pendidikan.
Guna
mewujudkan hasil perkembangan yang sangat diharapkan itu tidak ada cara lain
kecuali dengan mengefektifkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab para
pendidik (orang tua dan guru) dalam membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan anak baik dirumah, diluar rumah maupun di sekolah, karena pada
hakikatnya memperoleh bimbingan atau pendidikan yang baik itu adalah hak si
anak dari pendidiknya.
Hubungannya
dengan perkembangan anak bahwa perkembangan bukanlah suatu yang bersifat
kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsiskan prilaku individu
yang berkaitan dengan perubahan-perubahan individu. Dalam mengartikan
perkembangan anak ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Diantaranya
menurut Van den den Daele (Hurlock : 2 ) bahwa perkembangan adalah perubahan
secara kualitatif. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan
beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan beberapa
sentimeter pada tinggi badan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
1.2. Rumusan Masalah
Sehubungan
dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di dalam
makalah ini adalah bagaimana perkembangan anak didik di dalam proses
pendidikan.
1.3.Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
hakekat perkembangan peserta didik
2.
Memenuhi Tugas
perkuliahan mata kulian psikologi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Perkembangan
Perkembangan pada dasarnya adalah
perubahan kualitatif sesuatu hingga membuahkan hasil atau manfaat bagi pihak
lain. dapat diartikan pula sebagai perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi yang
dimungkinkan adanya perubahan tingkah laku hasil belajar. Para pakar psikologi
perkembangan umumnya membatasi pandangan perkembangan hanya ada perubahan yang
mengarah pada reorganisasi kualitatif struktur perilaku, keterampilan atau
kemampuan.
Menurut pakar psikologi perkembangan,
perkembangan terdiri atas dua proses, yaitu integrasi dan diferensiasi.
Integrasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan terdiri atas integrasi dari
struktur yang paling dasar, yakni perilaku yang dimiliki sebelumnya dengan
perilaku baru, kepada struktur pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, bayi
belajar untuk memperoleh objek yang telah dipelajari untuk mengkoordinasikan
berbagai keterampilan seperti mempertahankan postur tubuh, menggerakkan tangan,
mengkoordinasikan posisi tangan terhadap objek, dan menggenggam objek.
Sedangkan diferensiasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan menunjukkan
kemajuan kemampuan yang ditunjukkan secara berbeda ketika menghadapi objek yang
berbeda. Misalnya, ketika anak menggenggam benda kecil akan berbeda caranya
ketika harus menggenggam benda yang besar. Dengan demikian perkembangan
merupakan proses kombinasi antara integrasi dan diferensiasi.
2.2. Konsep
Perubahan dan Perkembangan
Dalam proses perkembangan manusia
terdapat dua proses perkembangan yang saling berlawanan, yaitu
pertumbuhan (evolusi) dan kemunduran (involusi). Perkembangan berarti terjadi
proses kesinambungan, dan proses itu bersifat siklikal. Dalam arti,
perkembangan itu memunculkan tanda-tanda akan berkembangnya kemampuan-kemampuan
dan kemudian menghilang, dan kemampuan yang hilang itu akan muncul kembali pada
usia berikutnya. Ini berarti perkembangan itu tidak menunjukkan adanya suatu
peningkatan, melainkan rangkaian gelombang yang terjadi secara berulang-ulang.
Pola perubahan normal umumnya dapat digambarkan seperti kurva berbentuk
lonceng, pada mulanya menunjukkan kenaikan, kemudian mendatar, dan pada usia
tua menunjukkan penurunan.
Perubahan yang terjadi dalam proses
perkembangan manusia itu bertujuan untuk memungkinkan seseorang menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Dengan tindakan aktualisasi diri, seseorang akan
menjadi manusia yang diinginkan baik secara fisik maupun psikologis sehingga
seseorang tersebut berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2.3 Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
Banyak orang menyatakan bahwa
perkembangan dan pertumbuhan itu sama. Tetapi pada dasarnya keduanya berbeda.
Meski memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan, tetapi
tidak dapat berdiri sendiri. Objek psikologi adalah perkembangan manusia
sebagai pribadi. Pengertian perkembangan menunjukkan pada suatu proses kearah
yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Setiap manusia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan, namun berbeda untuk tiap orang.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik seseorang, sedangkan perkembangan
berkaitan dengan perubahan psikis seseorang. Proses pertumbuhan dan
perkembangan berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain. Faktor
hereditas serta faktor lingkungan sangat memepengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Faktor hereditas mengarah pada genetis individu yang pastinya berbeda
antara yang satu dengan yang lain Faktor hereditas tidak dapat di ubah karena
itu adalah faktor yang sudah ada ketika kita lahir dan akan terus ada, faktor
lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan karena anak pada saat mulai
berkembang tentunya berada pada lingkungan tertentu, baik itu lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat, di lingkungan masyarakat lah kita mulai
beradaptasi dengan orang banyak mulai mengenal bagaimana hidup berdampingan
dengan orang banyak, dan bagaimana kita bisa menyikapi hal- hal yang ada dalam
masyarakat baik itu hal yang positif maupun hal yang negatif. Dalam proses
perkembangan manusia menghasilkan tingkah laku yang hanya bisa diamati tanpa
bisa diukur berlangsung dari lahir sampai akhir hayat dan menuju ke arah yang
lebih maju dan sempurna serta bersifat kontinyu.
Perkembangan menunjuk pada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak di atur kembali. Dalam perkembangan tidaklah
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di
dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara
terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan
belajar. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti,
melalui suatu bentuk/tahap kebentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian
bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Dalam
perkembangan mengacu pada fisik maupun psikis,bersifat evolusi dan involusi,
dan terjadi sepanjang hayat.
Pertumbuhan dalam konteks perkembangan
merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan
dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala,
jantung, paru-paru, dan sebagainya. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat,
menetap, dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.
Dalam pertumbuhan hanya mengacu pada fisik atau tubuh, hanya terbatas pada
sifat evolusi dan hanya pada batas waktu tertentu.
Dengan demikian, perkembangan lebih
merujuk pada kemajuan mental dan perkembangan rohani, sedangkan pertumbuhan
lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju
sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya.
2.4. Prinsip-prinsip
Pekembangan
Menurut Hurlock (1978) ada 10 fakta
dasar mengenai perkembangan - yang biasanya disebut "prinsip-prinsip
perkembangan", yaitu :
·
Prinsip pertama perkembangan adalah
bahwa perkembangan menyangkut perubahan, tujuan perkembangan adalah realisasi
diri atau pencapaian kemampuan bawaan.
·
Prinsip kedua perkembangan adalah bahwa
perkembangan awal lebih penting daripada perkembangan selanjutnya, karena dasar
awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila
perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah
sebelum menjadi pola kebiasaan.
·
Prinsip ketiga perkembangan menekankan
kenyataan bahwa perkembangan tmbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan
kematangan yang menetapkan batas bagi perkembangan.
·
Prinsip keempat perkembangan adalah
bahwa pola perkembangan dapat diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan
ini dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pralahir
dan pascalahir.
·
Prinsip kelima perkembangan adalah bahwa
pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat diramalkan. Yang
terpenting diantaranya ialah adanya persamaan pola perkembangan bagi semua
anak; perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan
terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang berkembangan dengan kecepatan
yang berbeda; dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
·
Prinsip keenam perkembangan adalah bahwa
terhadap perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh
bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam
perkembangan fisik maupun psikologis.
·
Prinsip ketujuh perkembangan adalah
bahwa terdapat periode dalam pola perkembangan yang disebut periode pralahir,
masa neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak dan
masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan
ketidakseimbangan; serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari
periode sebelumnya biasanya disebut perilaku "bermasalah".
·
Prinsip kedelapan perkembangan adalah
adanya harapan sosial untuk setiap periode perkembangan. Harapan sosial ini
berbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan guru
mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku
yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
·
Prinsip kesembilan perkembangan adalah
bahwa setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan bahaya - baik fisik
maupun psikologis - yang dapat mengubah pola perkembangan.
·
Prinsip kesepuluh perkembangan adalah
bahwa kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode dalam pola perkembangan.
Tahun pertama kehidupan biasanya yang paling bahagia dan masa puber biasanya
yang paling tidak bahagia.
Hamalik (2004) berpendapat bahwa ada
tujuh prinsip dasar dalam perkembangan manusia, yaitu :
·
Perkembangan sebagai fungsi interaksi
antara organisme dengan lingkungan. Menurut aliran interactionist bahwa
pembawaan menyediakan potensi-potensi yang berinteraksi dengan lingkungan yang
dinamis.
·
Perkembangan berlangsung lebih cepat
pada tahun-tahun permulaan. Perkembangan yang paling cepat terjadi pada
tahun-tahun permulaan, tetapi perlu disadari bahwa perkembangan itu berlangsung
seumur hidup. Sekalipun mungkin pola-pola kepribadian terbentuk pada usia
sebelum sekolah, manifestasi sifat-sifat kepribadian mengalami perubahan selama
manusia hidup.
·
Kematangan berpengaruh terhadap
hasil-hasil latihan. Latihan dan pengajaran dapat berlangsung secara produktif
jika pertumbuhan dalam diri individu kelak terjadi secara memadai, artinya
otot, saraf dan otak harus berkembang dulu sampai tingkatan tertentu.
·
Pola-pola tingkang laku berkembang
secara berurutan. Perkembangan adalah proses yang berlangsung secara teratur,
selangkah demi selangkah. Setiap ketrampilan, sifat atau pengetahuan harus
mempunya dasar-dasar yang mendahuluinya.
·
Laju perkembangan bersifat individual.
Setiap individu memiliki laju perkembangan sendiri-sendiri. Beberapa anak
mencapai kematangan lebih awal daripada anak-anak lainnya.
·
Perkembangan itu merupakan diferensiasi
dan integrasi. Pertumbuhan fisik pada usia sebelum lahir merupakan gambaran
yang jelas dari diferensiasi. Mula-mula bayi itu hana merupakan sebuah sel yang
bulat. Kemudian pada usia 9 minggu, tatkala sudah menjadi embrio, bagian-bagian
badan dapat dengan jelas dibeda-bedakan. Perkembangan ketrampilan, konsep dan
pengetahuan adalah contoh-contoh diferensiasi dan pengkhususan-pengkhususan.
Adapun integrasi, yaitu tingkah laku yang terkoordinasi, harmonis, dan efisien
terjadi bersama-sama dengan diferensiasi. Gambaran yang jelas dari integrasi
antara lain tampak dalam berbicara. Seorang anak kecil mula-mula mengalami
kesulitan untuk mengucapkan suatu kata. Ia membuka mulutnya lebar-lebar,
menjulurkan lidahnya keluar, dan kemudian ia mengucapkan suatu kata yang
mungkin dapat kita pahami. Selanjutnya integrasi terjadi, dan ia menjadi
seorang pembicara yang fasih tatkala ia mengucapakan kata-kata dibarengi dengan
gerakan-gerakan tangan, ekspresi muka dan sebagainya.
Yusuf (2008) menjabarkan prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
·
Perkembangan merupakan proses yang tidak
pernah berhenti (never ending process). Manusia secara terus menerus berkembang
atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau beajar sepanjang hidupnya.
Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai
mencapai kematangan atau masa tua.
·
Semua aspek perkembangan saling
mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan individu (fisik, motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional dan moral) saling mempengaruhi.
·
Perkembangan itu mengikuti pola atau
arah tertentu*. Setiap tahapan perkembangan merupakan hasil perkembangan dari
tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
·
Perkembangan terjadi pada tempo yang
berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada
waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat)
·
Setiap fase perkembangan mempunyai ciri
khas.
·
Setiap individu yang normal akan
mengalami tahapan/fase perkembangan
Prinsip-prinsip
perkembangan
1.
Bahwa perkembangan melibatkan
perubahan. Tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian
kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan
perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social
terhadap perubahan ini, bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan
bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial
bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
2.
Perkembangan awal lebih kritis dari pada
perkembangan selanjutnya. Bahwa perkembangan awal lebih penting dari pada
perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses
belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi
dan sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.
3.
Perkembangan merupakan hasil proses
kematangan dan belajar. Perkembangan menekankan kenyataan bahwa
perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan
yang menetapkan batas dari perkembangan.
4.
Pola perkembangan dapat
diramalkan. Walaupun pola yang dapat diramalakan ini dapat diperlambat dan
dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan pasca lahir.
5.
Pola perkembangan mempunyai
karakteristik yang dapat diramalkan. Yang penting diantaranya adalah
persamaan pola perkembangan bagi semua anak, perkembangan berlangsung dari
tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara
berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan dengan kecepatan yang berbeda,
dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
6.
Terdapat perbedaan individu dalam
berkembang. Bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang
sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini
berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk
mengetahui bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia
mennekankan pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak
mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.
7.
Periode pola perkembangan. Periode
perkembangan biasanya diebut periode pralahir, masa neonatus, masa bati, masa
kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini
terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang
normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku
“bermasalah”.
8.
Pada setiap periode perkembangan
terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan
yang menungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak
mampu menguasaiberbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang
baik.
9.
Setiap bidang perkembangan mengandung
bahaya dan potensial. Bahaya tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis
yang dapat mengubah pola perkembangan.
10. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan. Tahun
pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling
tidak bahagia
2.5. Teori-teori
Perkembangan
a. Teori Continuity dan Discontinuity
Ada dua proposisi yang berlawanan
tentang perubahan perkembangan. Sebagian pakar menyatakan bahwa perkembangan
itu sebaiknya dipandang sebagai proses yang berkesinambungan (continous
process), Dalam arti, perkembangan dipandang sebagai akumulasi perilaku yang
selalu meningkat. Dalam teori ini proses perkembangan itu bersifat lembut dan
teratur, dan setiap perkembangan selalu berkaitan dengan kemampuan yang telah
dimiliki sebelumnya.
Dalam teori diskontinuiti, perubahan itu
tidak bersifat berkesinambungan. Teori ini menyatakan bahwa kadang-kadang
perilaku berubah secara kualitatif, dan organisasi perilaku baru dapat muncul
dalam bentuk yang bersifat beragam.
b. Teori Kematangan dan Perubahan
Menurut teori kematangan, manusia
menunjukkan stabilitas pada aspek-aspek perkembangannya. Sedangkan inti dari
teori perubahan adalah emosi manusia dapat diubah oleh lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Perkembangan merupakan proses kombinasi antara
integrasi dan diferensiasi. Perkembangan itu menunjukan rangkaian
gelombang yang terjadi secara berulang-ulang. Sedangkan Pola
perubahan normal umumnya dapat digambarkan seperti kurva berbentuk lonceng,
pada mulanya menunjukkan kenaikan, kemudian mendatar, dan pada usia tua
menunjukkan penurunan.
Perkembangan lebih bersifat kualitatif,
sedangkan pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif.
Prinsip – prinsip dasar manusia
diterangkan oleh beberapa ahli, mulai dari Hurlock yang menjelaskan 10 fakta
dasar mengenai perkembangan, Hamalik yang menyebutkan 7 prinsip dasar dalam
perkembangan manusia, dan Yusuf yang memaparkan prinsip-prinsip perkembangan.
Teori perkembangan dibagi atas teori
continuity dan discontinuity, dan teori kematangan dan perubanhan.
3.2. Saran
Dari betapa essensial atau pentingnya
mengetahui perkembangan , kita selaku pendidik sudah seharusnya dapat memahami
peserta didik dengan mempelajari perkembangan atau perubahan yang terjadi pada
peserta didik sehingga kita dapat bijaksana dalam menanggapi sikap atau tingkah
laku peserta ddik.
DAFTAR PUSTAKA
Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina.
2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press
Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar.
Cetakan Keempat. Bandung, Penerbit Sinar Baru Algensindo
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Cetakan Kesembilan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jilid
1, Edisi Keenam. Jakarta, Penerbit Erlangga.