BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesadaran
bahwa belajar adalah proses menjadi dirinya sendiri (process of becoming
person) bukan proses untuk dibentuk (process of beings haped) menurut kehendak
orang lain, membawa kesadaran yang lain bahwa kegiatan belajar harus melibatkan
individu atau client dalam proses pemikiran: apa yang mereka inginkan, apa yang
dilakukan, menentukan dan merencanakan serta melakukan tindakan apa saja yang
perlu untuk memenuhi keinginan tersebut. Inti dari pendidikan adalah menolong
orang belajar bagaimana memikirkan diri mereka sendiri, mengatur urusan
kehidupan mereka sendiri untuk berkembang dan matang, dengan mempertimbangkan
bahwa mereka juga sebagai makhluk sosial.
Pada
dasarnya "orang dewasa" memiliki banyak pengalaman baik dalam bidang pekerjaannya
maupun pengalaman lain dalam kehidupannnya. Tentu saja untuk menghadapi peserta
pendidikan yang pada umumnya adalah "orang dewasa" dibutuhkan suatu
strategi dan pendekatan yang berbeda dengan "pendidikan dan
pelatihan" ala bangku sekolah, atau pendidikan konvensional yang sering
disebut dengan pendekatan Pedagogis. Dalam
praktek "pendekatan pedagogis" yang diterapkan dalam
pendidikan dan pelatihan seringkali tidak cocok. Untuk itu, dibutuhkan suatu
pendekatan yang lebih cocok dengan "kematangan", "konsep
diri" peserta dan "pengalaman peserta". Di dalam dunia
pendidikan, strategi dan pendekatan ini dikenal dengan "Pendidikan Orang
Dewasa" (Adult Education).
Malcolm
Knowles dalam publikasinya yang berjudul "The Adult Learner, A Neglected
Species" mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi orang dewasa. Sejak
saat itulah istilah "Andragogi" makin diperbincangkan oleh berbagai
kalangan khususnya para ahli pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari andragogi atau pendidikan orang dewasa?
2. Apa
karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa?
3. Apa
fungsi dan tujuan dari andragogi atau pendidikan orang dewasa?
4. Apa
saja prinsip andragogi atau pendidikan orang dewasa?
5. Apa
saja program dari pendidikan orang dewasa?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari andragogi atau pendidikan orang dewasa.
2. Untuk
mengetahui karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa.
3. Untuk
mengetahui fungsi dan tujuan dari andragogi atau pendidikan orang dewasa.
4. Untuk
mengetahui prinsip andragogi atau pendidikan orang dewasa.
5. Untuk
mengetahui program apa saja dari pendidikan orang dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Andragogi
berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan
agogos berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan suatu
ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar
(Knowles:1980).
Sedangkan istilah lain yang sering dipergunakan sebagai
perbandingan adalah "pedagogi", yang ditarik dari kata
"paid" artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau
memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti
seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Perbedaan
antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari 3 hal yaitu :
1. Usia,
individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa
dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.
2. Ciri
psikologis, individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu
tergantung dengan oranglain, bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil
resiko, mampu mengambil keputusan merupakan ciri orang dewasa.
3. Ciri
biologis, individu dikatakan dewasa apabila telah menunjukkan tanda-tanda
kelamin
sekunder.
Karena
pengertian pedagogi adalah seni atau
pengetahuan membimbing atau mengajar
anak maka apabila menggunakan istilah pedagogi untuk kegiatan pelatihan bagi
orang dewasa jelas tidak tepat, karena mengandung makna yang bertentangan. Pada
awalnya, bahkan hingga sekarang, banyak praktek proses belajar dalam suatu
pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, yang seharusnya bersifat
andragogis, dilakukan dengan cara-cara yang pedagogis. Dalam hal ini
prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat
diberlakukan bagi kegiatan pendidikan bagi orang dewasa.
Namun
karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan
dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi
belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu
sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner
Centered Training / Teaching)
Menurut:
UNESCO(Townsend Coles, 1977), pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan
proses pendidikan yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik
formal dan tidak, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula
di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang
yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya
pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan
mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap
perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial,
ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas. Defenisi tersebut menekankan
pencapaian perkembangan individu dan peningkatan partisipasi sosial.
Sedangkan
menurut Bryson, menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua aktifitas
pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang
hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan
intelektual.
Menurut
Reeves, et al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk
pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha
menjadikan bidang utama kegiatannya.
Pendidikan
Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah memiliki peran
sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan
berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap,
nilai-nilai, dan keterampilan. Beberapa tugas dilakukan dalam POD (Pendidikan
Orang Dewasa). Tugas-tugas yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan POD
adalah :
1. Tugas
sebagai guru (fasilitator)
2. Tugas
sebagai pengembang program (Program Developer)
3. Tugas
sebagai pengelola (administration)
4. Tugas
sebagai konselor (Conselor)
B. Karakteristik
Dari Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Beberapa
karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki
lebih banyak pengalaman hidup.
2. Memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar. Orang dewasa termotivasi untuk belajar
karena ingin memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berprestasi secara
personal, keputusan dan perwujudan diri.
3. Banyak
peranan dan tanggung jawab yang dimiliki. Menimbulkan persaingan terhadap
permintaan waktu antar setiap peranan yang ia miliki. Menyebabkan
keterbatasan waktu untuk belajar.
Penting bagi pendidik orang dewasa untuk memiliki sensitifitas dan memahami
adanya persaingan penggunaan waktu.
4. Kurang
percaya diri atas kemampuan diri yang mereka miliki untuk belajar kembali.
Kepercayaan – kepercayaan yang tidak benar tentang belajar, usia lanjut dan
faktor fisik juga dapat meningkatkan ketidakpercayaan diri orang dewasa untuk
kembali belajar.
5. Pengalaman
dan tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda. Dan hal ini
dapat dijadikan suatu kekuatan yang positif yang dapat dimanfaatkan melalui
pertukaran pengalaman dikalangan pembelajar orang dewasa.
6. Makna
belajar bagi orang dewasa. Belajar adalah suatu proses mental yang terjadi
dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan berfikir. Bagi pendidikan orang
dewasa melalui pengalaman-pengalaman belajar makna belajar diberikan.
C. Fungsi
Dan Tujuan Dari Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Fungsi
dasar pendidikan orang dewasa adalah instruksi, konseling, dan perkembangan
program dan administrasi. Proses pengembangan program melibatkan penilaian pada
kebutuhan pelajar, membuat dan mengeksekusi keputusan yang diperlukan dalam
aktivitas belajar untuk memposisikan dan mengevaluasi hasil.
Keunikan
dan keterpusatan fungsi pengembangan program dalam pendidikan orang dewasa
berasal dari perbedaan tujuan dan kebutuhan pendidik orang dewasa.
Sebuah
upaya dilakukan untuk mempertemukan bermacam-macam perubahan individu dan
kebutuhan kelompok walaupun berupa program jangka pendek. Hal ini mengikuti
pernyataan bahwa pendidikan orang dewasa lebih distandarisasi seperti dalam
program remidi atau kesempatan kedua yang mensejajarkan kurikulum pendidikan
remaja, dan fungsi pengembangan program tidaklah begitu penting.
Pendidikan
Orang Dewasa umumnya memiliki sasaran kelompok orang dewasa yang beraneka
ragam, baik usianya, tingkat pendidikannya. Lingkungan sosialnya, pelajarannya
dan lain-lain. Misalnya pendidikan keaksaraan Functional (Functional Literacy program) warga belajrnya
orang dewasa yang masuk buta huruf dan sering terdiri ekonominya msikin. Sedang
Pendidikan kepelatihan di industri / perkantiran warga belajarnya adalah para
pekerja maupun sifat yang umumnya tingat pendidikannya cukup tinggi dn kondisi
ekonominya cukup baik.
Tujuan
POD dengan demikian beraneka ragam sesuai dengan permasalahannya , dan
sasarannya. Secara umum terdapat beberapa tujuan :
1.
Tujuan POD bagi
pengembang kecerdasan atau intelektual warga belajar
2.
Tujuan POD bagi
aktualisasi dari indvidu peserta belajar
3.
Tujuan POD bagi bagi
pengembangan personal dan sosial warga belajar
4.
Tujuan POD bagi
perubahan sosial (masyarakat)
5.
Tujuan POD bagi
pengembangan SDM dalam organisasi kerja (efektivitas organisasi)
D. Prinsip
Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan
orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang membedakannya dengan jenis pendidikan
yang lain. 10 Prinsip pendidikan orang dewasa tersebut,dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu :
1. Prinsip
kemitraan
Prinsip kemitraan
menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar dan pelajar. Dengan demikian
pelajar tidak diperlakuan sebagai murid tetapi sebagai mitra belaajar sehingga
hubugan yang mereka bangun bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi
hubungan yang bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal
mungkin untuk membantu proses belajar pelajarnya.
2. Prinsip
pengalaman nyata
Prinsip pngalaman nyata
menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa terjadi
dalam situasi kehidupan yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan orang
dewasa tidak berlangsung di kelas atu situasi yang simulative, tetapi pada
situasi yang sebenmarnya.
3. Prinsip
kebersamaan
Prinsip kebersamaan
menuntut digunakannya kelompok dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang
dewasa untuk menjamin adanya interaksi yang maksimal di antara peserta dengan
difasilitasi pengajar.
4. Prinsip
partisipasi
Prinsip partisipasi
adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara maksimal dalam kegiatan
pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas dari pengajar. Dalam kegiatan
pembelajaran pendidikna orang dewasa semua pesrta harus terlibat atau mengambil
bagian secara aktif dari seluruh proses pembelajarn mulai dari
perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
5. Prinsip
keswadayaan
Prinsip keswadayaan
merupakan prinsip yang mendorong kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan
manusia yang mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku.
Untuk itulah diperlukan prinsip keswadayaan.
6. Prinsip
kesinambungan
Prinsip yang menjamin
adanya kesimambungan dari materi yang dipelajari sekarang dengan materi yang
telah dipelajari di masa yang lalu dan dengan materi yang akan dipelajari di
waktu yang akan datang. Dengan prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan
seumur hidup (life long education) dalam pendidikan orang dewasa.
7. Prinsip
manfaat
Prinsip manfaat
menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam pendidikan orang dewasa adalah ssesuai
dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk
belajar manakala dia menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran
terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa
tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar.
8. Prinsip
kesiapan
Prinsip kesiapan
menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik dari pelajar untuk dapat
melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa tidak akan dapat melakukan
kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum siap untuk melakukannya, apakah
itu karena belum siap fisiknya atau belum siap mentalnya.
9. Prinsip
lokalitas
Prinsip lokalitas
menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat spesifik local. Generalisasi
dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang dewasa akan sulit dilakukan.
Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan kemampuan yang spesifik
yang akan dipergunakan untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka
masing-masing, pada saat sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak dapat
diberlakukan secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat
diterapkan dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran sakarang mungkin
sudah tidak dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua atau
tiga tahun mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat
diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri
karena hasil pembelajaran tersebut diiproses dari pengalaman-pengalaman yang
dimiliki oleh pelajar.
10. Prinsip
keterpaduan
Prinsip keterpaduan
menjamin adanya integrasi atau keterpaduan materi pendidikan orang dewasa.
Rencana pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa harus meng-cover
materi-materi yang sifatnya terintegrasi menjadi suatu kesatuan meteri yang
utuh, tidak partial atau terpisah-pisah.
E. Program
Dari Pendidikan Orang Dewasa
Program
secara umum diartikan suatu kegiatan bekajar ( kurikulum ) yang drancang oleh
suatu lembaga ( institusi ) yang digunaan bagi peserta didik untuk mengikut
kegiatan belajar sesuai dengan tujuan pendidikan (pembelajaran) yang
ditetapkan.
Misalnya
program khusus menjahit bagi para peserta sesudah selesai mengikuti program untuk
memasuki dunia kerja di industri konveksi atau mendirikan usaha sendiri seperti
butik atau penjahitan. Institusi atau lembaga yang menyusun program POD antara
lain :
1. Lembaga
kursus
2. Pusat
pendidikan & pelatihan (balai latihan tenaga kerja atau BLK)
3. Pusat
kegiatan belajar (SKB)
4. BPKB
(Badan Pengembangan Kegiatan Belajar)
5. BPPNFI
(Badan Pengembangan Pendidikan Non Formal – Informal)
6. Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
7. Perguruan
Tinggi (Program Pendidikan Ekstension)
8. Pendidikan
dan Pelatihan di Perusahaan atau Perkantoran
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Andragogi berasal dari dua kata dalam
bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin.
Pengertian pedagogi adalah seni atau
pengetahuan membimbing atau mengajar
anak.
Perbedaan antara anak-anak dan dewasa
dapat ditinjau dari 3 hal yaitu :
1. Usia
2. Ciri
psikologis
3. Ciri
biologis
Pendidikan
Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah memiliki peran
sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan
berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap,
nilai-nilai, dan keterampilan. Beberapa tugas dilakukan dalam POD (Pendidika
n
Orang Dewasa). Tugas-tugas yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan POD
adalah :
1. Tugas
sebagai guru (fasilitator)
2. Tugas
sebagai pengembang program (Program Developer)
3. Tugas
sebagai pengelola (administration)
4. Tugas
sebagai konselor (Conselor)
Beberapa karakteristik dari andragogi
atau pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut :
1. Memiliki
lebih banyak pengalaman hidup.
2. Memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar.
3. Banyak
peranan dan tanggung jawab yang dimiliki.
4. Kurang
percaya diri atas kemampuan diri yang mereka miliki untuk belajar kembali.
5. Pengalaman
dan tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda.
6. Makna
belajar bagi orang dewasa.
Fungsi dasar
pendidikan orang dewasa adalah instruksi, konseling, dan perkembangan program
dan administrasi.
10
Prinsip pendidikan orang dewasa tersebut,dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu :
1.
Prinsip kemitraan
2.
Prinsip pengalaman
nyata
3.
Prinsip kebersamaan
4.
Prinsip partisipasi
5.
Prinsip keswadayaan
6.
Prinsip kesinambungan
7.
Prinsip manfaat
8.
Prinsip kesiapan
9.
Prinsip lokalitas
10. Prinsip
keterpaduan
B. Saran
Sebagai calon guru SD, sebaiknya kita mempunyai pemahaman
tentang strategi dan pendekatan yang salah satu nya adalah Pedagogis untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar. Diharapkan nantinya kita bisa mengaplikasikan
pendekatan tersebut dalam pendidikan formal maupun non formal.
DAFTAR PUSTAKA
Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa; Dari Teori Hingga Aplikasi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Padmowihardjo, S. (2006). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
http://ippamaradhi.multiply.com/journal/item/102/10-Prinsip-Pendidikan-Orang-
Dewasa