A.
Piaget tentang Perkembangan Kognitif
1. Konsep
Kunci
Piaget mengajukan empat konsep pokok dalam menjelaskan perkembangan
kognitif.Keempat konsep yang dimaksud adalah skema, asimilasi, akomodasi, dan
ekuilibrium.
a.
Skema
Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan
memahami objek.Dalam pandangan Piaget Skema meliputi kategori pengetahuan dan
proses memperoleh pengetahuan.Misalnya anak memiliki skema tentang jenis
binatang , misalnya kambing.Apabila anak hanya memiliki pengalaman bahwa
kambing itu kecil, maka dia akan menggeneralisasikan bahwa semua kambing adalah
binatang kecil. Namun seandainya anak itu menghadapi kambing yang besar, anak
itu akan memasukkan informasi baru, memodifikasi skema yang telah dimiliki,
yang pada akhirnya dia dapat mengatakan bahwa kambing itu ada yang besar dan
ada pula yang kecil.
b.
Asimilasi
Merupakan proses memasukkan informasi ke dalam skema yang telah
dimiliki.Proses ini agak bersifat subjektif, karena seseorang cenderung
memodifikasi pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan menggunakan
contoh tersebut, dengan melihat kambing kemudian anak itu menamakannya kambing.
Maka, anak itu telah mengasimilasikan binatang tersebut ke dalam skema kambing
yang ada pada anak tersebut.
c.
Akomodasi
Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki ke dalam
informasi baru. Skema akan terus dikembangkan selama akomodasi.
d.
Ekuilibrium
Piaget percaya bahwa setiap anak mencoba memperoleh keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi dengan menerapkan mekanisme keseimbangan.
Anak mengalami kemajuan karena adanya perkembangan kognitif, maka
penting untuk mempertahankan keseimbangan antara menerapkan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya ( asimilasi ) dan mengubah perilaku karena adanya
pengetahuan baru ( akomodasi ).
Ekuilibrium ini menjelaskan cara anak berfikir ke tahap selanjutnya.
2.
Tahap – Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap – tahap perkembangan kognitif dalam teori Piaget
mencakup :
a. Tahap Sensori Motorik ( 0 – 2 tahun )
Selama dalam tahap ini, pengetahuan bayi tentang dunia adalah terbatas
pada persepsi yang diperoleh dari penginderaannya dan kegiatan motoriknya. Anak
menggunakan keterampilan dan kemampuannya yang dibawa sejak lahir seperti
melihat, menggenggam.Pada akhir periode sensorimotorik, objek terpisah dari
diri sendiri dan bersifat permanen.
b. Praoperasional ( 2 – 7 tahun )
Pemikiran bersifat simbolis, egoisentris dan intuitif sehingga tidak
melibatkan pemikiran operasional.
c. Operasional Kongkrit ( 7 – 11 )
Pada tahap ini mampu mengoperasionalkan logika namun masih dalam bentuk
benda kongkrit.
d. Operasinal Formal ( 7 – 15 tahun )
Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis dan logis
3.
Implikasi Pembelajaran
Terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk dasar pertimbangan
tatkala mengajar :
a. Menyadari bahwa banyaak siswa remaja yang belum dapat
mencapai tahap berfikir operasional formal, kondisi ini menuntut konsekuensi
pada penyusunan kurikulum, hendaknya tidak terlalu formal dan abstrak.
b. Kondisi pembelajaran diciptakan dengan nuansa
eksplorasi dan penemuan.
c. Metode pembelajaran hendaknya mengarah pada
konstruktivisme
d. Setiap akhir pembelajaran siswa diminta membuat “map mind”
B.
Brunner tentang Perkembangan Kognitif
1.
Konsep Kunci
Brunner dalam menyusun teori perkembangan kognitif memperhitungkan enam
hal
a. Perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya
variasi respon terhadap stimulus.
b. Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual
dan system pengolahan informasi yang dapat menggambarkan realita.
c. Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan
kecakapan untuk mengatakan pada dirinya sendiri dan orang lain, melalui kata –
kata atau symbol.
d. Interaksi antara guru dengan siswa adalah penting bagi
perkembangan kognitif.
e. Bahasa menjadi kunci perkembangan kognitif.
f. Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin
meningkatnya kemampuan melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan dan
mengalokasikan perhatian secara runtut pada berbagai situasi.
2.
Tahap Perkembangan
a. Enaktif : anak
memahami lingkungannya
b. Ikonik :
Informasi dibawa anak melalui imageri
c. Simbolik : pemahaman perceptual sudah berkembang
3.
Implikasi terhadap Pembelajaran
a. Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang
dewasa
b. Anak usia dini dan kelas rendah akan belajar dengan
baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan
melihat, mencium dan merasakan.
c. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur
kognitif dapat menarik minat dan
mengembangkan pemahaman anak.
C.
Vigotsky
Tentang Perkembangan Kognitif
1. Pandangan tentang perkembangan Kognitif
Ada tiga konsep yang dikembangkan dalam teori Vigotsky ( Tappan
1998 ) : (1) keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisisdan
diintrepetasikan secara developmental ; (2) kemampuan kognitif dimediasi dengan
kata, bahasa dan bentuk diskursus yang bertugas sebagai alat psikologis untuk membantu dan menstranformasi
aktivitas mental dan (3) kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan
dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Pendekatan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal usulnya dan transformasinya dari bentuk
awal ke bentuk selanjutnya.Teori vigotsky mengandung pandangan bahwa
pengetahuan itu dipengaruhi situasi yang bersifat kolaboratif.
2.
Implikasi dalam Pembelajaran
a. Sebelum mengajar, guru hendaknya dapat memahami ZPD (
Zone of proximal developmental ) siswa batas bawah sehingga bermanfaat untuk
menyusun struktur materi pembelajaran. Implikasinya guru lebih akurat dalam
menyusun strategi pembelajaran.
b. Memanfaatkan tutor sebaya untuk mengembangkan
pembelajaran yang berkomunitas.
c. Siswa dapat belajar dengan inisiatifnya sendiri.
Perkembangan Bahasa
1.
Pengertian
Perkembangan bahasa dalam psikolinguistik diartikan
sebagai proses untuk memperoleh bahasa, menyusun tatabahasa dari ucapan –
ucapan, memilih ukuran penilaian tatabahasa yang paling tepat dan paling
sederhana ( Tarigan, 1986 : 243 ). Proses perkembangan bahasa dijelaskan
melalui dua pendekatan.
a. Navistik : struktur bahasa telah ditentukan secara
biologik sejak lahir ( tarigan,1986 :257 )
b. Empiris : kemampuan berbahasa merupakan hasil belajar
individu dalam berinteraksi dengan lingkungan ( orang dewasa yang berbahasa )
2.
Tahap – tahap
Perkembangan
Perkembangan bahasa sebagai aspek universal
berlangsung dalam suatu pola yang bertahap :
a. Tahap Pralinguistik : perkembangan permulaan bahasa
yang dimulai sejak usia mulai 3 bulan. Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi
ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif.
b. Tahap Halofrastik : pada usia sekitar satu tahun anak
mulai mengucapkan kata – katanya pertama.contoh : “kursi “.
c. Tahap kalimat dua kata : anak mulai lebih banyak
kemungkinan untuk menyatakan maksud dan berkomunikasi dengan kalimat dua kata
.contoh “ kucing papa “.
d. Tahap perkembangan tata bahasa : berkisar antara 2 – 5
tahun, anak mulai mengembangkan sejumlah sarana tata bahasa, panjang kalimat
bertambah, ucapan yang dihasilkan semakin kompleks.
e. Tahap perkembangan tata bahasa menjelang dewasa : berkisar 5 – 10 tahun, anak mulai
mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit.
f. Tahap kompetensi lengkap : berkisar 11 tahun sampai
dewasa,anak semakin lancar dan fasih dalam berkomunikasi dengan bahasa.
Kemampuan
Berbahasa dan Berpikir
Berpikir merupakan rangkaian proses kognisi yang
bersifat pribadi yang berlangsung selama terjadinya stimulus sampai dengan
munculnya respon ( Morgan 1989 :228 ).
Dalam aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan
bahasa.Berpikir merupakan percakapan dalam hati.Bahasa merupakan alat untuk
berpikir mengekspresiakn hasil pemikiran tersebut.Jadi berpikir dan berbahasa
merupakan dua aktivitas bersamaan.Faktor yang paling berperan adalah faktor
kognisi.
Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa
a. Faktor Biologis
Kemampuan kodrati atau alami yang memungkinkannya menguasai
bahasa.Potensi alam ini bekerja secara otomatis.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan yang kaya dengan kemampuan bahasanya akan memberikan
kesempatan yang lebih besar bagi berkembangnya bahasa individu yang tinggal di
dalamnya.
Implikasi dalam Pembelajaran
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa,
di antaranya adalah :
a. Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan
kesempatan seluas – luasnya bagi perkembangan bahasa secara optimal.Lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat perlu dikembangkan menjadi lingkungan yang
dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar, berlatih, dan
mengembangkan kemampuan bahasa.
b. Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang
memiliki variasi kemampuan bahasa pada anak sangat diperlukan untuk memacu
perkembangan bahasa.
c. Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan
bahasa. Antara lain: cara untuk memudahkan mengingat, meniru, mengalami
langsung dan bermain.
DAFTAR
PUSTAKA
Alisjahbana, a dan sidharta,
M. Brouwer, 1984.Menuju Kesejahteraan
Jiwa.Jakarta : PT Gramedia
Amien, M,1987.Penerapan Teori Piaget dalam pengajaran
science dan matematika.Yogyakarta : FKIE IKIP Yogyakarta
Azwar, S, 1996.Pengantar Psikologi Intelegens.Edisi
I.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
Brunner, J, 1960, the process of education. M, Cambridge
ass : Mass Havard university Press
Bowlby, J.1981.Attachment.Harmondwort : penguin Books
Max daesono,2000.Belajar dan Pembelajaran.semarang : IKIP
semarang